Oleh Herlin Anggraini, S.Pd.
Abstrak: Tugas pokok guru disekolah adalah melaksanakan proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan secara utuh. Seorang guru mempunyai andil besar dalam dunia pendidikan. Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yaitu pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara menyeluruh (Daiwi Widya dalam Depdikbud, 2003: 3). Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut seorang guru perlu memiliki kompetensi dan strategi khusus, karena akan berhadapan dengan para peserta didik yang beragam. Dalam tulisan ini penulis akan menguraikan secara sederhana strategi yang dilaksanakan dalam pembelajaran untuk mengatasi permasalahan peserta didik dalam pembelajaran dengan menggunakan metode STAR (Situasi Tantangan Aksi Refleksi Hasil dan Dampak) di SMK Muhammadiyah 2 Ponorogo.
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritiual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sementara itu, Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan jaman(Agus Sutono, 2015) Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, pada pembelajaran Matematika pembelajaran hanya berpusat pada guru, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran matematika karena selama ini pelajaran Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit sehingga menyebabkan rendahnya motivasi belajar matematika siswa di sekolah. Banyak faktor yang menyebabkan motivasi belajar matematis rendah adalah tempat belajar, kondisi fisik siswa, kecerdasan siswa, sarana prasarana, waktu pembelajaran, kebiasaan belajar siswa, guru, orangtua, kondisi emosional siswa, dan faktor kesehatan siswa (Rohman, dkk 2018) Berdasarkan uraian di atas maka guru perlu mencari solusi alternatif dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat membantu siswa berkomunikasi, mencerna, memecahkan masalah untuk membentuk pengetahuannya sendiri, dan mengembangkan kegiatan siswa untuk mengkomunikasikan gagasan dalam menyelesaikan masalah Matematika. Jika sudah terjadi hal yang demikian maka akan tercipta proses pembelajaran kondusif yang dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar Matematika sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan Sudjana (2010) yang mengatakan bahwa pemilihan model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan di atas yang sekaligus dapat menghadirkan suasana pembelajaran yang menyenangkan adalah model Problem Based Learning (PBL). Ada beberapa tantangan yang dihadapi untuk bisa tercapainya tujuan pembelajaran antara lain: (1) Kurangnya konsentrasi belajar peserta didik, (2) Rendahnya pemahaman peserta didik terhadap materi terkait dengan konsep dasar matematika, (3) Peserta didik menganggap matematika sulit sehingga tidak suka pelajaran matematika, (4) Guru dalam pembelajaran masih bersifat monoton dan jarang menggunakan media pembelajaran, (5) Kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana, (6) Tidak semua area sekolah terjangkau oleh wifi, (7) Kurangnya kemampuan Technologi Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Dalam pelaksanaan aksi ini guru melibatkan beberapa peran, yaitu: (1) Kepala SMK Muhammadiyah 2 Ponorogo (Siti Istibe’Saroh, S.Pd) memberikan keleluasan dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan; (2) Dosen pembimbing (Ibu Fatriya Adamura, S.Pd., M.Pd.) dan guru pamong (Mulik Cholilah, S.Si) sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran; (3) Rekan guru sejawat yang membantu terlaksananya kegiatan ini; (4) Saya sendiri sebagai guru matematika (fasilitator); (5) Siswa/siswi kelas X Akl SMK Muhammadiyah 2 Ponorogo. Adapun tujuan dari penulisan best praktice ini yaitu Upaya peningkatan pemahaman konsep matematika materi Trigonometri pada peserta didik melalui penerapan model pembelajaraan Problem Based Learning (PBL) dengan berbantu LKPD dan quizizz sebagai media evaluasi Berdasarkan situasi tersebut, guru dihadapkan pada tantangan dalam meningkatkan pemahaman Trigonometri di kelas X. Tantangan melibatkan perancangan pembelajaran berpikir tingkat tinggi, menerapkan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK), menyajikan kegiatan menarik, serta menciptakan LKPD dengan soal HOTS dan berbasis Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Implementasi pembelajaran juga menghadapi tantangan seperti kemampuan peserta didik memberikan umpan balik rendah, kemampuan membuat kesimpulan rendah, ketidakbiasaan dengan model pembelajaran, dan kesiapan peserta didik yang bervariasi.
DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 2 Ponorogo, semester 1 tahun pelajaran 2022/2023, pada kelas X Akuntansi. Peserta didik kelas X dibagi menjadi 4 kelompok. Pengelompokan peserta didik ini didasarkan pada hasil asesmen diagnostik kognitif di awal pembelajaran. Kelompok disusun secara heterogen agar setiap anggota kelompok yang masih dibawah rata-rata mendapatkan tutor sebaya oleh teman yang memiliki kemampuan lebih di atasnya. Tujuan pengelompokan ini agar peserta didik lebih aktif berdiskusi dan belajar berkolaborasi dengan sesama teman di kelompoknya. Kegiatan belajar mengajar ini menggunakan materi Perbandingan Trigonometri segitiga siku-siku dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Problem Based Learning memiliki 5 sintak yaitu Orientasi peserta didik pada masalah, Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, Membimbing Penyelidikan Peserta Didik, Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kelima sintak ini secara berurutan diterapkan selama pembelajaran. Sebelum pembelajaran dimulai peserta didik dikondisikan terlebih dahulu agar pembelajaran berjalan dengan lancar. Di awal kegiatan pembelajaran, guru memberikan pertanyaan pemantik dengan menanyakan tentang segitiga siku-siku dan Teorema Phytagoras. Untuk menumbuhkan motivasi, guru bersama peserta didik melakukan ice breaking. Setelain itu guru memberikan gambaran tentang materi trigonometri melalui video youtube tentang sejarah singkat trigonometri dan peserta didik mengamati video materi perbandingan trinonometri pada perbandingan segitiga siku-siku dan contoh permasalahan yang disajikan guru, untuk menumbuhkan rasa ingin tahu. Guru menuntun siswa untuk memahami nilai perbandingan dengan benar dan tepat melalui lembar observasi aktivitas siswa Pada kegiatan inti, Peserta didik mengamati ulang salah satu masalah kontekstual yang disajikan guru pada awal kegiatan melalui video (Youtube) untuk menumbuhkan rasa ingin tahu. Kemudian guru memberikan tanya jawab berkaitan dengan hasil video pembelajaran yang telah diamati. Guru mengajukan pertanyaan terkait dengan kegunaan trigonometri dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap selanjutnya Guru membagi peserta didik secara heterogen dalam kelompok dan Guru memberikan LKPD untuk setiap peserta didik untuk dibaca dan diamati langkah-langkah yang terdapat dalam LKPD. Peserta didik mendiskusikan permasalahan yang terdapat pada LKPD bersama-sama dalam kelompoknya untuk dapat menentukan nilai perbandingan Trigonometri pada segitiga siku-siku dengan tepat melalui diskusi kelompok yang nantinya Peserta didik diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Kegiatan pembelajaran ini, diakhiri dengan memberikan soal post test terkait perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku untuk mengukur kemampuan akhir setelah mengikuti kegiatan pembelajaran melalui Quizizz, kemudian guru mengajak peserta didik merefleksikan pembelajaran yang telah berlangsung melalui google form, serta menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya dan salam penutup.
PEMBAHASAN
Pembelajaran yang dilaksanakan pada hari Rabu, 20 Desember 2023 di kelas X Akl materi perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku telah terlaksana dengan baik. Peserta didik aktif selama mengikuti pembelajaran, mereka terlibat dalam seluruh kegiatan diskusi dan presentasi kelompok. Gambar 1. Peserta didik berdiskusi kelompok Gambar 2. Guru mengamati dan membimbing jalannya diskusi dalam kelompok Berdasarkan gambar 1, terlihat bahwa peserta didik melakukan kegiatan diskusi kelompok menyelesaikan permasalahan dalam LKPD yang dibagikan guru. Dengan kegiatan diskusi diharapkan mereka saling bekerjasama menyelesaikan permasalahan dalam LKPD. Hal ini dikarenakan peserta didik dalam posisi yang dominan pada pembelajaran, mereka sebagai pusat pembelajaran. Sedangkan gambar 2 guru mengamati dan membimbing jalannya diskusi kelompok. Keaktifan dan keterlibatan peserta didik selama pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh rekan sejawat (Ardela Ayundasari) sebagai observer menunjukkan hasil yang sangat baik.
Keterlibatan siswa selama pembelajaran sangat baik dengan persentase 85 %, hal tersebut dikarenakan pada awal pembelajaran guru memberikan ice breaking untuk memfokuskan kembali perhatian siswa. Karena mata pelajaran Matematika dilaksanakan di siang hari yang memungkinkan faktor kelelahan, kesulitan, dan kejenuhan serta perasaan yang kurang memuaskan atau bahkan mata pelajaran yang kurang diminati pada jam pelajaran sebelumnya. Menurut Dewa Ayu Putu, dkk (2022), Salah satu cara untuk menarik perhatian siswa dalam belajar matematika adalah dengan menerapkan strategi ice breaking di dalam pembelajaran matematika. Ice breaking merupakan suatu kegiatan atau permainan yang berguna untuk memecahkan suasana yang kaku dan pasif dalam kegiatan pembelajaran. Maka dari itu penerapan Ice Breaking dalam pembelajaran matematika terbukti dapat mempengaruhi minat dan hasil belajar matematika siswa secara serentak. Keterlaksanaan pembelajaran oleh guru mendapatkan persentase 90% yang berarti sudah terlaksana sangat baik. Hal ini dikarenakan guru memiliki modul ajar yang telah disusun dan dipelajari sebagai pedoman mengajar dan bertindak. Selain itu dalam menyusun modul ajar, guru sudah merencanakan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik serta menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan lebih terarah dan terfokus pada kebutuhan siswa. Seluruh peserta didik sangat antusias dan sungguh-sungguh dalam kegiatan presentasi hasil kelompok. Hasil presentasi kelompok melalui penilaian keterampilan juga menunjukkan hasil yang baik. Seluruh kelompok mampu menyelesaikan LKPD dengan tepat waktu. Peserta didik mampu mempresentasikan hasil diskusinya didepan dengan suara yang lantang, percaya diri, dan hasil yang tepat. Kegiatanya tanya jawab setelah presentasi kelompok juga berjalan dengan lancar. Di akhir pembelajaran, peserta didik melakukan refleksi dan menyatakan bahwa pembelajaran sangat menyenangkan dan tidak membuat bosan dan membuat mereka merasa lebih bersemangat. Setelah melakukan refleksi, seluruh siswa mendapatkan evaluasi akhir berupa posttest dengan menjawab 5 pertanyaan yang haus dijawab mereka secara mandiri. Soal posttest akhir ini digunakan untuk mengukur seberapa paham mereka mengenai materi yang telah dipelajari. Berikut ini hasil nilai evaluasi peserta didik.
Sebanyak 20% peserta didik kelas X Akl mendapatkan nilai di bawah KKM sedangkan 80% peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM. Hal ini memperlihatkan bahwa sebanyak 80% peserta didik dikatakan sudah tuntas. Model pembelajaran Problem Based Learning dengan berbantu LKPD dan quizizz sebagai evaluasi pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk lebih mendalami materi Trigonometri segitiga siku-siku. Pembelajaran diakhiri dengan peserta didik menyimpulkan apa saja yang telah dipelajari. Seluruh sintak pada pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning ini sudah terlaksana sepenuhnya sesuai dengan alokasi waktu yang sudah direncanakan yaitu 2 x 45 menit.
KESIMPULAN
Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning ini dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik terhadap pengetahuan dan perilaku peserta didik antara lain kerjasama, kepedulian, tanggung jawab dan disiplin, LKPD, melakukan presentasi, menarik kesimpulan. Peserta didik juga terlihat senang, aktif dan antusias selama melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran ini dapat dijadikan sebuah inovasi pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran tidak monoton dan membosankan.
Daftar Pustaka
Dewa Ayu Putu Putri Sri Devi, 2022. Pengaruh Penerapan Ice Breaking terhadap Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI di SMK Wira Harapan. Indonesian Journal of Educational Development Volume 3 Nomor 2, Agustus 2022 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/ijed/article/view/2086 Agus
Sutono, 2015. Meneguhkan Pancasila sebagai Filsafat Pendidikan Nasional. Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume V, No 1, Januari 2015
Lasmiyati dan Idris Harta. 2014. Pengembangan Modul Pembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Minat SMP. Jurnal Pendidikan Matematika Volume 9 – Nomor 2, Desember 2014, (161-174).
Ahmad Aunur Rohman, 2018. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa kelas XI.
Daiwi Widya, 2020. Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional Pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003. Jurnal Pendidikan Vol.07 No.4 Edisi Desember 2020 https://journal.unsika.ac.id/index.php/pendidikan/article/view/1347
Website Universitas PGRI Madiun (url : https://unipma.ac.id)
Website Pendidikan Profesi Guru Universitas PGRI Madiun (url : https://ppg.unipma.ac.id)
Website Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Madiun (url : https://fkip.unipma.ac.id)
Website Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas PGRI Madiun (url : https://pmb.unipma.ac.id)
Sistem Informasi Manajemen Universitas PGRI Madiun (url : https://sim.unipma.ac.id)
Laman Akreditasi Universitas PGRI Madiun (url : https://akreditasi.unipma.ac.id)